Sebelum Nikah, Yuk Kenali Dulu Syarat Mahar Pernikahan
Ketentuan Mahar Pernikahan yang Perlu Dipahami
Mahar pernikahan menjadi hal yang penting dalam momen pernikahan. Mahar menjadi suatu hal yang disepakati dalam pernikahan. Kebanyakan mahar yang digunakan bisa berupa emas. Meskipun ada pula pasangan yang menggunakan mahar yang berbeda. Mahar untuk acara nikahan memiliki beberapa syarat. Berikut ini merupakan syarat dari mahar yang diperlukan untuk acara pernikahan.
Mahar disebutkan dalam akad nikah
Mahar untuk pernikahan pada dasarnya perlu untuk disebutkan dalam akad pernikahan. Dalam hal ini penyebutan mahar menjadi hukum yang sifatnya sunah. Penyebutan mahar tentu disesuaikan dengan mahar yang sudah dipersiapkan. Penyebutan mahar akan disesuaikan dengan mahar yang diberikan.
Penetapan mahar
Mahar ditetapkan berdasarkan pada kesepakatan dari calon pengantin. Apabila ada masalah kaitannya dengan mahar, calon pengantin bisa mengikuti ketentuan mahar berdasarkan pandangan tertentu. Penetapan mahar tanpa kesepakatan tertentu jelas menjadi masalah bagi kedua mempelai. Jika kedua mempelai tidak sepakat dengan mahar yang akan digunakan, hal ini tentu menghambat kelangsungan pernikahan.
Pada dasarnya kesepakatan tentang mahar menjadi hal yang didiskusikan kedua belah pihak. Ketidaksepakatan tentang mahar bisa diselesaikan salah satunya dengan menggunakan mahar mitsil. Dalam mahar ini, ada berbagai ketentuan yang menjadikan patokan untuk menentukan mahar yang akan diberikan. Sebagai gambaran mahar mitsil biasanya berkaitan dengan pertimbangan kecerdasan, umur, status, dan lain sebagainya.
Mahar perlu dibuat berwujud
Pada dasarnya mahar yang diberikan dalam pernikahan haruslah memiliki wujud yang dapat diketahui. Mahar yang tidak nyata serta tidak diketahui, bisa menjadikan mahar tersebut tidak sah. Pemberian mahar yang ada wujudnya haruslah sesuai dengan kesepakatan. Wujud dari mahar harus juga disebutkan dengan jelas. Hal ini menjadi pertanda bahwa mahar tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan serta ketentuan.
Pengembalian mahar
Dalam ketentuan mahar ada hal yang berkaitan dengan pengembalian mahar. Pengembalian mahar bisa dilakukan dalam suatu kondisi. Mahar yang diterima istri harus diserahkan setengahnya apabila suaminya menceraikan ketika istri belum berhubungan dengan suami. Pengembalian setengah mahar ini menjadi suatu ketentuan yang sesuai dalam pandangan Islam.
Pembayaran mahar
Pemberian mahar perlu untuk dilakukan Setelah mahar ditentukan dan acara akad sudah dilangsungkan. Akan tetapi dalam kondisi tertentu, pemberian mahar bisa saja jadi berbeda. Hal tersebut bisa terjadi apabila istri yang dinikahi menolak hubungan intim dikarenakan istri belum mendapatkan mahar yang disebutkan saat akad nikah.
Mahar yang terhutang dapat diminta istri dalam ketentuan yang berbeda. Misalnya saja ketentuan yang berkaitan dengan waktu pembayaran mahar. Jika sudah ada kesepakatan waktu maka istri perlu untuk menunggu sesuai dengan kesepakatan tersebut.
Penentuan mahar
Pada dasarnya mahar tidak dibatasi nilai minimal maupun maksimalnya. Batasan tersebut lebih kepada ketentuan dari pasangan serta kondisi dari kedua mempelai. Mahar yang dipilih bisa berwujud barang bisa juga jasa. Dalam hal ini penentuan mahar bukan jadi hal yang utama ketika melangsungkan pernikahan.
Acara pernikahan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Salah satu hal yang perlu untuk ditentukan dalam acara pernikahan adalah mahar. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan mahar pernikahan. Ada hal-hal yang berkaitan dengan mahar yang perlu untuk diketahui. Hal tersebut berkaitan dengan penyebutan mahar, pengembalian mahar, penetapan mahar, dan lain sebagainya. Penentuan mahar tersebut tentu jadi hal yang diperlukan.