<strong>Sakralnya 5 Prosesi Pernikahan Adat Aceh ini!</strong>
Sama seperti adat pernikahan lain di Indonesia, pernikahan adat Aceh juga kental akan berbagai macam budaya dan tradisi. Yang menarik, adat pernikahan Aceh ini adalah hasil pencampuran beberapa budaya, seperti dari Eropa, Arab, Tionghoa dan India. Berikut adalah rangkaian proses pernikahan pada adat Aceh, antara lain :
Jak Keumalen / Cah Roet
Rangkaian prosesi pernikahan adat Aceh yang pertama yaitu Jak Keumalen. Tidak lain prosesi merintis jalan untuk mencari tahu dan mengenal calon mempelai wanita. Dalam prosesi ini, bisa dilakukan dalam 2 cara, yaitu langsung oleh orang tua atau menggunakan utusan khusus / Theulangke.
Kali ini pihak calon mempelai pria / linto baro, akan datang bersilaturahmi, sambil mengamati calon mempelai wanita / dara baro. Umumnya calon mempelai pria akan membawa bingkisan makanan / bungong jaroe. Dilanjutkan pihak calon mempelai wanita akan menyambut calon mempelai pria, dan prosesi akan dilanjutkan dengan meminang / Jak ba ranub atau jak meu lake.
Jak Meu Lake Jok Theulangke (Jak ba Ranub)
Susunan acara pernikahan adat Aceh berikutnya adalah lamaran atau jak ba ranub. Pada prosesi kali ini, orang tua dari calon mempelai pria akan memberikan kuasa pada seorang utusan khusus / teulangke. Untuk mengemukakan tujuan kedatangan dari calon mempelai pria tersebut, dengan membawa bingkisan seperti buah buahan, sirih, pakaian dan yang lainnya.
Apabila lamaran diterima maka pihak keluarga pria akan melanjutkan ke proses berikutnya, yaitu jak ba tanad, atau membawa tanda jadi.
Malam Peugaca/Inai
Prosesi pernikahan adat Aceh berikutnya adalah mengadakan upacara selamatan sebelum prosesi pernikahan. Dilakukan oleh kedua calon mempelai, selama 3 hingga 7 hari sebelum pernikahan atau disebut dengan malam Peugaca.
Makna dari prosesi ini, adalah untuk memperoleh berkah dan kemudahan di dalam kehidupan setelah pernikahan. Dimana dalam prosesi tersebut, pihak kedua calon mempelai, akan memperoleh wejangan dan doa dari orang tua dan sesepuh adat.
Selain itu, dalam pernikahan menggunakan adat Aceh, pihak mempelai wanita juga akan menggunakan inai, atau hiasan pada bagian tangan. Budaya ini, sangat dipengaruhi oleh budaya India dan juga Arab.
Pernikahan/Ijab Kabul
Masuk ke tahap inti, yaitu acara ijab kabul, prosesi ini juga ada di setiap pernikahan adat seluruh Indonesia. Yang menarik, dalam prosesi Aceh, kental dengan budaya India dan Arab.Prosesi ijab Kabul akan dilakukan di KUA atau masjid, tanpa dihadiri oleh mempelai wanita.
Pesta pernikahan
Dalam pernikahan adat Aceh modern, biasanya pesta pernikahan ini, diadakan pada hari yang sama dengan acara ijab Kabul, atau disebut juga dengan acara Tueng Linto Baro.
Setelah serangkaian prosesi pernikahan adat Aceh, ada juga yang namanya Tueng Dara Baro, Ini adalah upacara untuk mengundang pengantin perempuan dan rombongan untuk mengunjungi rumah keluarga laki laki. Rangkaian adat pernikahan ini sendiri, masih tetap dilakukan di Aceh, terutama pada di daerah Pidie, Aceh Besar dan juga Bireuen dan sekitarnya.