Begini Adat Lamaran Pernikahan Tionghoa!

Begini Adat Lamaran Pernikahan Tionghoa!

Adat Lamaran Pernikahan Tionghoa yang Menarik

Lamaran pernikahan biasanya dilakukan sesuai dengan adat dari pasangan yang akan lamaran. Di Indonesia terdapat banyak budaya yang berbeda-beda. Dengan mencampurkan adat akan menjadikan acara lamaran menjadi lebih sakral dan berkesan. Hal yang sama juga berlaku pada pasangan yang lamaran dengan adat Tionghoa. Supaya lebih jelas berikut ini merupakan ulasan untuk lamaran dengan menggunakan adat Tionghoa.

Sangjit

Sangjit pada dasarnya merupakan bagian dari prosesi lamaran. Acara ini biasanya diselenggarakan beberapa waktu sebelum acara lamaran. Umumnya acara dilakukan pada waktu 1 bulan atau 1 minggu sebelum acara dilangsungkan. Acara sangjit kebanyakan dimulai pada saat siang hari.

Saat acara sangjit dilaksanakan calon mempelai pria maupun wanita akan menggunakan riasan wajah, baju, serta aksesoris dengan nuansa merah. Kedua mempelai akan saling menyerahkan sejumlah barang untuk acara lamaran. Rombongan dalam acara adat ini biasanya terdiri dari keluarga.

Setelah acara dilangsungkan rombongan dan calon mempelai akan melakukan serah terima kemudian berkumpul untuk saling berkenalan antar keluarga. Acara ini biasanya diikuti dengan acara bersantap bersama. Hal ini selain menjadi tradisi dapat juga menjadi cara untuk mempererat hubungan keluarga mempelai pengantin.

Acara seserahan

Selama acara lamaran ada beberapa barang yang harus dipersiapkan. Setiap barang tersebut akan ditata dalam nampan sesuai dengan tradisi. Dalam acara ini baki hantaran akan diisi dengan barang-barang. Jumlah baki yang digunakan haruslah berjumlah genap, jumlah baki maksimal 12. Dari angka genap kurang dari 12 hanya angka 4 saja yang tidak dipergunakan, sebab angka ini dianggap sebagai angka yang melambangkan kematian.

Pakaian merupakan salah satu barang yang tidak boleh dilewatkan dalam acara seserahan. Dalam baki pakaian biasanya juga disertakan tas maupun sepatu. Barang tersebut menjadi lambang bahwa pasangan dapat memenuhi kebutuhan sandang dari pasangannya.

Baki selanjutnya bisa dipergunakan sebagai skin care, kosmetik, serta perlengkapan mandi. Calon mempelai bisa menyertakan semua barang tersebut bisa juga hanya memilih satu dari beberapa barang dalam baki. Tidak hanya itu, kalung atau perhiasan lengkap juga bisa jadi isian untuk barang hantaran.

Uang susu merupakan istilah untuk uang dalam barang hantaran dari pihak mempelai pria kepada orang tua dari mempelai wanita. Uang tersebut merupakan tanda terima kasih karena merawat dan membesarkan mempelai wanita. Jumlah uang yang diberikan tidak ditentukan, orang tua dari mempelai wanita bisa mengambil sebagian atau semuanya.

Selain uang susu, seserahan uang yang selanjutnya adalah uang pesta. Uang ini dipergunakan sebagai biaya untuk resepsi pernikahan. Jumlah dari uang pesta ini ditentukan berdasarkan umur dari mempelai wanita. Jumlah uang yang diambil dari mempelai wanita menjadi penentu uang pesta yang ditanggung dari biaya pesta.

Baki yang berisi buah menjadi pertanda rezeki, kedamaian, serta kesejahteraan. Baki yang isinya 2 pasang lilin dengan ikatan pita warna merah menjadi tanda perlindungan serta penangkal hal-hal yang negatif. Baki lainnya diisi dengan kaki babi atau makanan kaleng. Baki lain dapat diisi dengan kue atau permen manis. Makanan manis tersebut, menjadi tanda lamaran yang berlimpah, harmonis, dan beruntung. Baki lain berisi arak, anggur merah, atau sampanye.Adat lamaran pernikahan ada banyak macamnya. Lamaran untuk pernikahan adat Tionghoa merupakan rangkaian acara yang dimaksudkan untuk memberikan hantaran. Dalam acara lamaran tersebut ada sejumlah baki yang diisi dengan barang-barang tertentu. Setiap barang memiliki lambang dan maksud tertentu.