Yuk Kenal Tentang Baju Pernikahan Adat Palembang

Yuk Kenal Tentang Baju Pernikahan Adat Palembang

Baju Pernikahan Adat Palembang yang Sarat Akan Makna

Jika kita mendengar kata Palembang, maka kita akan teringat bahwa kota yang satu ini adalah kota tempat di mana kerajaan Sriwijaya berasal. Mulai dari kerajaan inilah segala adat dan budaya terbentuk di Palembang. Mulai dari rumah adat, tarian adat, bahasa daerah, budaya sehari-hari, hingga baju adat. Tak ketinggalan pula baju pernikahan adat Palembang.

Pernikahan di Palembang juga merupakan pernikahan yang unik, adat budayanya sangat dijunjung tinggi. Begitu pula pakaiannya. Di Palembang ada yang namanya Aesan Gede dan Paksangkong sebagai nama baju adatnya. Keduanya biasa digunakan saat acara resepsi pernikahan atau yang biasa disebut dengan penganten munggah

Baju Adat Aesan Gede

Aesan Gede merupakan salah satu baju adat pernikahan di Palembang yang biasa digunakan sebagai simbol keagungan dan kemewahan. Aesan Gede sendiri memiliki arti pakaian hiasan para pembesar di Palembang. Warnanya yang didominasi dengan warna merah dan emas dan berbahan songket semakin menambah keanggunan dan kewibawaan dari pakaian ini.

Baju ini merupakan baju adat peninggalan kerajaan Sriwijaya. Warnanya sangat erat kaitannya dengan masyarakat Swarna Dipa atau Pulau Emas zaman dahulu. Bentuk dari busana ini berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pengantin wanita pada bagian kepalanya terdiri dari Gandik, Bungo Rampai, Gelung Malang, Kesuhan, Tebeng Malu, dan Kelapo Standan. 

Pada bagian badan terdiri dari Teratai, Songket dan Kalung Kebo Munggah. Sedangkan pada bagian tangan terdiri dari Gelang Sempuru, Gelang Ilo Betapo, Gelang Kulit Bahu, Gelang Gepeng dan Cenela di bagian kaki.

Sedangkan untuk pengantin pria juga menggunakan aksesoris yang sama dengan pengantin wanita. Namun hiasan kepalanya terlihat lebih gagah dan menawan dengan bentuk mahkota raja Sriwijaya. Dilengkapi dengan keris yang disisipkan di bagian belakang songket. Tentu saja semua aksesorisnya juga berwarna emas dengan aksen merah yang melambangkan kemewahan dan keberanian, serta ketegasan.

Baju Adat Aesan Paksangkong

Satu lagi baju adat Palembang yang biasa di pakai saat pernikahan, yaitu Aesan Paksangkong. Aesan berarti hiasan sedangkan Paksangko berasal dari kata Pak dan Sangkong yang artinya delapan dewa. Jadi, Aesan Paksangkong berarti hiasan pakaian delapan dewa. Bisa dilihat dari pakaiannya yang sangat mewah dan melambangkan kesucian sekaligus kemewahan.

Pakaian Paksangkong berbeda dengan Aesan gede, karena Paksangkong desainnya baju kurung dengan detail motif bunga bintang yang berwarna keemasan dengan tengkupan terate dada. Baju ini juga memakai kain songket sebagai balutannya. Kebanyakan warga Palembang memakai baju ini untuk pernikahan modern yang juga disisipi nuansa adat.

Pada bagian kepala, pengantin pria memakai aksesoris kain atau topi iket yang bercorak emas. Sedangkan untuk pengantin perempuan juga memakai aksesoris kepala dengan kembang goyang, kembang kenango dan kelapo standan. Pakaian ini lebih banyak digunakan karena lebih simpel dan anggun serta lebih cocok untuk pengantin yang berhijab karena lebih tertutup.

Pakaian adat untuk pernikahan Palembang kini lebih banyak yang menggunakan desain modifikasi agar terlihat lebih minimalis namun tidak meninggalkan nuansa tradisional khas Palembangnya. Beberapa orang juga menggunakan gaun warna putih namun dengan nuansa Paksangkong, sehingga terlihat bersih, suci dan menawan.

Nah, itu tadi beberapa informasi mengenai baju pernikahan adat Palembang yang luar biasa, setiap detailnya menggambarkan keagungan dan kemewahan khas Palembang. Semoga bermanfaat!